Thursday, December 31, 2009

Gus Dur Pantas menjadi Pahlawan Demokrasi.



Hingar bingar era reformasi yang mencapai puncaknya pada 21 Mei 1998 tepat umat Kristiani memperingati Hari Kenaikan "Isa Almaseh" dan peristiwa besar terjadi Presiden Suharto mengundurkan diri.
Sejarah tersebut tidak lepas dari ketokohan seorang Abdulrahman Wahid, Megawati, Akbar Tanjung, Amin Rais dan Sultan HB X yang selalu muncul sebagai penggerak reformasi.
Era Reformasi ini mengantarkan Gusdur menjadi Presiden RI periode 1999-2001 yang akhirnya diturunkan MPR melalui sidang istimewa, bagi beliau tidak menjadi masalah. Itulah jiwa besar seorang Gus Dur tanpa rasa dendam terhadap lawan politiknya.
Gus Dur tokoh ulama dari NU memiliki pemikiran yang tajam, cerdas dan visioner, bahkan beliau adalah di juluki Guru Bangsa sekaligus pelaku ajaran pluralisme yang handal. Pernyataan yang blak-blakan menjadi ciri khas dan terasa segar. Semua orang akan mengenal ucapan beliau disaat banyak masalah bangsa yang membelit dan tak segan mengecam pejabat negara yang melenceng dengan kata : GITU AJA KOK REPOT...sampai tertayang di acara Kick Andy beberapa waktu lalu.
Bagi kami sendiri mengenal Gus Dur secara dekat ketika berbincang dengan Ketua GP. Jamu Chrales Saerang dalam Acara Pulang Kampung Lebaran bersama Gus Dur dan pedagang jamu Gendong di DPP PKB Kalibata tahun 2007, beliau memberikan pencerahan dan dorongan pada pedagang jamu keliling sebagai pengusaha yang amat kecil namun pilar perekonomian UMKM apabila dikelola dengan intensif.
Di penghujung tahun 2009 tepatnya tanggal 30 Desember pukul 18.45 Gusdur telah wafat menghadap Sang Pencipta di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Mengiringi jenasah dari rumah duka Ciganjur menuju pemakaman keluarga di Jombang. Tidak ada kata yang bisa bangsa Indonesia ungkapkan kecuali terimakasih Gus, Selamat jalan Anda layak mendapat gelar Pahlawan Demokrasi.